Monday, July 21, 2008

Potensi Alam yang Terancam Hilang

Pulau Kabaena, kabupaten Bombana memiliki luas 867,89 km persegi dengan memiliki enam wilayah administrasi kecamatan yaitu Kabaena Timur, Kabaena Barat, Kabaena Tengah, Kabaena Induk dan Kabaena Utara. Wilayah yang merupakan salah satu kepulauan terbesar di Bombana ini terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke Selatan diantara 4,300 – 6,250 lintang Selatan (sepanjang ± 180 Km dan membentang dari Barat Ke Timur diantara 120,820 – 122.200 BT (sepanjang ± 154 Km).
Oleh Rustam


Pulau Kabaena adalah daerah yang cukup subur. Tak heran jika pulau yang dihuni 99 persen suku Morenene, penduduk pribumi, sebagian besar mengantungkan hidupnya sebagai petani, nelayan dan budidaya rumput laut. Pohon aren, jambu mete, kelapa, coklat, cengkeh dan berbagaia jenis tanaman pangan lainnya tumbuh subur di tanah tua ini. Begitu pula di laut memiliki potensi yang cukup besar, seperti perikanan, budidaya rumput laut dan wisata bahari.
Pada umumnya, masyarakat pulau Kabaena memiliki penghidupan yang serba berkecukupan, mayoritas penduduknya mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga keperguruan tinggi dengan hanya mengandalkan lahan pertanian dan hasil tangkapan ikan dan rumput laut.
Majid, Kepala Desa Tangkeno kecamatan Kabaena Induk, mengatakan sejak dulu masyarakat Kabaena mampu hidup dan membangun hanya dari hasil pertanian dan hasil laut. Dia juga menceritakan suasana pulau Kabaena sebelum masuknya perusahaan tambang. Pulau Kabaena yang terkenal sebagai penghasil gula aren Sultra ini, dulunya terdapat suasana yang harmonis dalam tata kehidupan bermasyarakat penduduknya.
Masyarakat Kabaena memiliki budaya yang dijunjung tinggi dan masih melekat dalam prilaku masyarakatnya. Mereka hidup dalam suasana damai dan tentram, hampir tak ada celah untuk konflik horizontal, karena kekuatan hukum adat yang mengendalikan pola bermasyarakat masih dominan.
Masyarakat pulau Kabaena sangat terbuka dan menghargai setiap masyarakat luar yang datang.
Namun apakah suasana ini akan tetap dipertahankan? Dan apakah SDA yang melimpah akan tetap dinikmati generasi berikutnya? Perubahan itu pasti akan terjadi seiring dengan kehadiran perusahaan-perusahaan tambang.
Siti Maimuna, Koordinator JATAM mengemukakan, datangnya modal dan pendatang lewat perusahaan tambang disuatu tempat sama artinya dengan datangnya tata sosial dan budaya baru meliputi gaya hidup dan adat istiadat setempat. Minuman keras dan portitusi adalah hal yang biasa ditemui pada lokasi pertambangan.
Di lain pihak hilangnya lahan pertanian, perkebunan, budidaya dan lahan suci masyarakat seperti makam, tempat keramat yang mengakibatkan masyarakat asli kehilangan identitas budaya. Di Kabaena memiliki banyak situs sejarah dan telah tercatat beberapakali dijadikan tempat penelitian studi bagi para mahasiswa. Salah satunya adalah di desa Tangkeno, terdapat sebuha makam dan benteng tua.
”Dulu sudah pernah ada perusahaan yang masuk melakukan survey, tapi saya katakan tidak perlu kami tahu berapa kandungan nikel, karena ketika kamu tahu pasti akan ditambang,” kata Majid.
Meski terjadi pro kontra kehadiran perusahaan tambang, namun lebih banyak masyarakat yang menolak dengan alasan akan kehilangan mata pencaharian. Salah satunya adalah petani gula aren.
Seindo, salah satu petani gular aren menyatakan penolakannya terhadap kehadiran perusahaan-perusahaan tambang. Ia sadar, kehadiran perusahaan tambang tak akan memberikan penghasilan yang lebih baik dari apa yang dia peroleh dari sadapan air nira. Setiap bulannya Seindo mampu memperoleh Rp.3 sampai Rp.4 juta. Seindo juga menolak tawaran perusahaan tambang, berapa pun harga yang ditawarkan untuk ganti rugi lahan dan pohon aren yang dimilikinya.
“Apa pun alasannya, saya lebih baik mati mempertahankan tanah saya daripada harus menyerahkan ke perusahaan. Saya masih punya anak dan cucu yang membutuhkannya,” kata Seindo.
Pendapatan yang lumayan besar juga diperleh La Baa, salah seorang petani rumput laut di desa Tapuhaka. Dalam satu kali panen dia bisa memperoleh penghasilan Rp.6 juta. Namun belakangan ini produksi rumput lautnya semakin menurun akibat air luat yang mulai kabur.
Syahrul, salah seorang pemuda Kabaena yang konsen dengan lingkungan mengatakan kebijakan bupati Bombana tidak memihak pada kepentingan masyarakat. Terbukti, 19 KP yang saat ini dikeluarkan tak pernah diketahui masyarakat, karena tidak pernah ada pemberitahuan sebelumnya. Dia menilai, pemerintah cenderung mengabaikan azas pembangunan berkelanjutan serta tidak berwawasan lingkungan.
Menurutnya, pulau Kabaena memiliki potensi SDA yang dapat diandalkan dan dikembangkan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan. Dia sangat khawatir jika semua perusahaan tambang yang telah mendapatkan izin KP beroperasi.
“Coba lihat, baru satu saja yang beroperasi sudah dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Bagaimana kalau semuanya beroperasi, tentu lebih besar lagi dampaknya,” kata Syahrul.
Dr.Ir.H.La Sara,M,Si, ketua Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Universitas Haluoleo Kendari yang juga dosen perikanan menjelaskan, dampak yang ditimbulkan pertambangan di pulau Kabaena adalah terancamnya kehidupan penduduk disekitar pesisir. Saat ini potensi yang paling berpengaruh secara signifikan adalah menurunnya produksi perikanan.
Pertambangan terbuka yang dilakukan perusahaan akan berpengaruh besar terhadap ekosistem di laut yang akan mempengaruhi organisme-organisme itu sendiri. “Pada saat organisme rusak maka tentu akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan mortabilitas serta sumber daya perikanan menurun drastic,” kata La Sara.
Apakah ini juga mengancam pulau Kabaena ke depan? Dalam jangka panjang akan mempengaruhi keberadaan pulau itu sendiri. Secara geografis perubahan pasti terjadi. Bukan cuma pulaunya, tapi apa saja yang ada di situ semuanya akan terancam.
“Bagi saya pemerintah harus berhati-hati mengeluarkan izin pada konsesi suatu kawasan untuk pertambangan. Karena kita tahu banyak perusahaan pertambangan yang sudah melakukan penambangan dibiarkan begitu saja lahannya,” ujarnya.(***)


No comments:

PT.Pertamina (Persero) , Indonesia - Corporate Website - Warta Pertamina